Sebetulnya dalam diri manusia sangat banyak sekali stok sifat-sifat hewan yang telah kita sengaja dipelihara dan selalu diberikan makan sehingga sifat-sifat hewani dalam diri kita lebih dominan ketimbang sifat-sifat Insani (manusia).
Wujud batiniah manusia adalah tingkah laku ( akhlak), hati manusia dibentuk oleh amal-amal yang dikerjakan. Manusia memiliki potensi yang luar biasa untuk menjadi apa saja, sejak binatang yang paling rendah sampai kepada malaikat yang di dekatkan kepada Allah. Tidak henti-hentinya jati diri manusia berubah sesuai dengan perubahan amal dan akhlak.
Bentuk manusia ditentukan oleh amal perbuatan. Jika selalu mengecoh, menipu, atau memperdayakan orang wujudnya akan menjadi monyet. Jika yang dikejar manusia hanyalah kenikmatan lahiriah -makan, minum, dan seks, maka wujudnya yang hakiki adalah babi.
Jika manusia bekerja sebagai pemimpin -perusahaan, negara, organisasi, atau apa saja; lalu kita terbiasa merampas hak bawahan kita, menindas mereka, dan memperkaya diri di atas keringat dan darah mereka, wujud kita yang sebenarnya adalah singa, macan atau binatang buas lainnya.
Jika kita setiap hari isinya hanya mencaci dan menghina orang lain, maka wujud kita yang hakiki adalah hewan Anjing yang suka menggonggongi orang lain.
Nafsu atau jiwa binatang pada manusia sangat banyak sekali, tergantung manusianya, mau dikembangkan dan subur sifat-sifat binatang tersebut, atau dikikis habis dan dibersihkan dari jiwa kita. Adapun sifat-sifat tersebut antara lain:
1. Nafsu kalbiyah: Sifat anjing, yang perwujudannya antara lain suka memonopoli sendiri, suka menilai dan menghina orang lain.
2. Nafsu himariyah: jiwa keledai, yang pandai memikul namun tidak mengerti secuil pun apa yang dipikulnya. Dengan kata lain, ia tak memahami masalah.
3. Nafsu sabu'iyah: jiwa serigala (suka-suka menyakiti atau menganiaya orang lain dengan cara apa pun).
4. Nafsu fa'riyah: nyali tikus, sebangsa merusak, menilep, atau semacamnya.
5. Nafsu dzatis-suhumi wa hamati wal-hayati wal-aqrabi, yaitu jiwa binatang penyengat berbisa sebagai ular dan kalajengking. (Senang menyindir-nyindir orang, menyakiti hati orang lain, dengki, dendam, dan semacamnya).
6. Nafsu khinziriyah: sifat babi, yakni suka kepada yang kotor,busuk, apek, dan yang menjijikkan.
7. Nafsu thusiyah: nafsu Burung merak, antara lain suka menyombongkan diri, suka pamer, berlagak-lagu, busung dada, dan sebagainya.
8. Nafsu jamaliyah: nafsu unta (tidak mempunyai sopan santun, kasih sayang, tenggang rasa sosial, tak peduli kesusahan orang, yang penting dirinya selamat dan untung).
9. Nafsu dubbiyah: jiwa beruang, biarpun kuat dan gagah, tapi akalnya dungu.
10. Nafsu qirdiyah: jiwa beruk alias munyuk atau monyet (diberi ia mengejek, tak dikasih ia mencibir, sinis, dan suka melecehkan/memandang enteng). Dan masih banyak lagi-sifat-sifat binatang selain penjabaran di atas.
Untuk itu tidak usah jauh-jauh dalam mencari hewan Qurban, cukup mencari ke dalam diri kita, ternyata dalam jiwa kita adalah kebun bintang yang besar isinya penuh dengan aneka hewan. Jika kita membiarkan sifat-sifat Hewani dalam diri kita, maka derajat kita secara bathin adalah hewan.
Dengan mengalahkan sifat-sifat hewani dalam jiwa kita, sehingga semua sifat binatang dalam diri kita sudah hilang, maka itulah hakekat qurban yang sebenarnya.
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakan nya x untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai."(QS. Al-A’raaf: 179)
Komentar
Posting Komentar