Sunatullah bahwa setiap manusia akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan, terutama pertumbuhan fisik. Semua manusia, kecuali Nabi Adam dan Hawa, pasti mengalami proses pertumbuhan dalam rahim dan terus tumbuh dan berkembang hingga saat ini.
لتركبن طبقا عن طبق
"sungguh kamu akan mengalami perkembangan dari satu fase ke fase berikutnya"
Namun, kebanyakan manusia hanya memikirkan perkembangan fisikal semata. Perkembangan dari fase anak, dewasa terus ke orang tua. Jarang manusia memikirkan perkembangan jiwanya.
Jiwa manusia terbagi menjadi tiga, yaitu nafs amarah, nafs lawwamah, dan nafs muthmainnah. Nafs amarah mendorong manusia untuk bersikap egois, mau menang sendiri, tidak jujur, lebih suka maksiat, dan tidak menyadari sama sekali akan adanya Tuhan. Banyak manusia dari segi usia sudah dewasa bahkan tua, tetapi dari aspek jiwa dia masih kategori amarah, sehingga hanya mau memperhatikan dirinya sendiri, bahkan asyik dengan kemaksiatannya.
Namun, ada sebagian di antara manusia yang memiliki nafs amarah tetapi dia kemudian merasa menyesal dengan sangat, sehingga kemudian dia bertafakkur merenungi diri bagaimana dia menjadi lebih baik dan tidak berkubang dalam maksiat dan dosa. Bila ini sudah muncul, maka dia sudah memiliki nafs lawwamah (menyesali diri).
Seorang manusia akan memiliki nafs muthmainnah kalau dia mencapai tahap keyakinan akan kemahabaikan Allah, dan karenanya setiap yang ada dalam diri adalah kebaikan. Apabila diberi kesusahan dia bersabar, dan apabila diberi kemudahan dia bersyukur. Bagi jiwa yang tenang (muthmainnah) kondisi hidup apapun tidak akan menjadikannya gelisah dan takut atau bahkan lupa diri, karena dalam dirinya ada satu keyakinan bahwa itu semua hanyalah milik Allah. Wallahu A'lam.
➖➖➖➖➖➖➖➖
🔰Kajian Mu'allimin
Kajian keagamaan dari asatidz dan alumni Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta.
📱Chanel telegram/kajianSinarKaumMuhammadiyah
لتركبن طبقا عن طبق
"sungguh kamu akan mengalami perkembangan dari satu fase ke fase berikutnya"
Namun, kebanyakan manusia hanya memikirkan perkembangan fisikal semata. Perkembangan dari fase anak, dewasa terus ke orang tua. Jarang manusia memikirkan perkembangan jiwanya.
Jiwa manusia terbagi menjadi tiga, yaitu nafs amarah, nafs lawwamah, dan nafs muthmainnah. Nafs amarah mendorong manusia untuk bersikap egois, mau menang sendiri, tidak jujur, lebih suka maksiat, dan tidak menyadari sama sekali akan adanya Tuhan. Banyak manusia dari segi usia sudah dewasa bahkan tua, tetapi dari aspek jiwa dia masih kategori amarah, sehingga hanya mau memperhatikan dirinya sendiri, bahkan asyik dengan kemaksiatannya.
Namun, ada sebagian di antara manusia yang memiliki nafs amarah tetapi dia kemudian merasa menyesal dengan sangat, sehingga kemudian dia bertafakkur merenungi diri bagaimana dia menjadi lebih baik dan tidak berkubang dalam maksiat dan dosa. Bila ini sudah muncul, maka dia sudah memiliki nafs lawwamah (menyesali diri).
Seorang manusia akan memiliki nafs muthmainnah kalau dia mencapai tahap keyakinan akan kemahabaikan Allah, dan karenanya setiap yang ada dalam diri adalah kebaikan. Apabila diberi kesusahan dia bersabar, dan apabila diberi kemudahan dia bersyukur. Bagi jiwa yang tenang (muthmainnah) kondisi hidup apapun tidak akan menjadikannya gelisah dan takut atau bahkan lupa diri, karena dalam dirinya ada satu keyakinan bahwa itu semua hanyalah milik Allah. Wallahu A'lam.
➖➖➖➖➖➖➖➖
🔰Kajian Mu'allimin
Kajian keagamaan dari asatidz dan alumni Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta.
📱Chanel telegram/kajianSinarKaumMuhammadiyah
Komentar
Posting Komentar